Terjemah Dan Syarh Aqidah Al-‘Awam‎ (Bag. 7)

Bab VII
Beberapa Kewajiban Bagi Mukallaf
خَاتِمَةٌ فِي ذِكْرِ بَاقِي الْوَاجِبِ # مِمَّا عَلَى مُكَلَّفٍ مِنْ وَاجِبٍ
“Bagian berikut ini adalah penutup, dalam menerangkan kewajiban yang tersisa yang wajib diyakini oleh setiap mukallaf”
Nabi Muhammad Diutus Kepada Seluruh Umat Manusia
نَبِـيُّنَا مُـحَمَّدٌ قَدْ أُرْسِلاَ # لِلْـعَالَمِيْنَ رَحْمَةً وَفُضِّلاَ
“Nabi kita, Nabi Muhammad, sungguh telah diutus oleh Allah SWT atas seluruh alam, sebagai rahmat dan diutamakan (atas semua rasul)”
Syarh:
Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT sebagai nabi terakhir yang membawa rahmat untuk seluruh alam. Tidak hanya untuk manusia tetapi untuk seluruh makhluk Allah SWT yang ada di jagat raya ini. Dalam al-Qur’an ditegaskan:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ. (الأنبياء، 107)
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiya’: 107).
Syariat Nabi Muhammad SAW tidak hanya berlaku bagi orang Arab saja, tetapi untuk seluruh umat manusia. Beda halnya dengan syariat nabi sebelumnya yang hanya berlaku pada waktu dan untuk umat tertentu. Ajaran Islam juga rahmat bagi seluruh alam, dengan adanya kepedulian dari agama untuk menjaga lingkungan hidup, tidak boleh merusak dan mengganggu semua makhluk Allah yang ada di muka bumi.
Salah satu bentuk rahmat Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW adalah ditangguhkannya siksa bagi orang-orang yang melanggar aturan Allah SWT, hingga nanti di akhirat. Tidak seperti yang dialami umat nabi sebelumnya, yang langsung menerima adzab di dunia atas pelanggaran yang mereka lakukan. Seperti yang menimpa kaum nabi Luth AS, nabi Musa AS, Nuh AS dan lainnya.
Selain itu, umat Islam wajib meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah makhluk Allah SWT yang paling mulia. Para ulama menegaskan bahwa di antara dua puluh lima rasul Allah SWT yang wajib diketahui, ada lima yang paling utama, yang mendapat gelar ulul azmi. Dan Nabi Muhammad SAW ada di urutan pertama dari kelima nama tersebut.
Kemuliaan Nabi Muhammad SAW dikarenakan keistimewaan syariat yang beliau bawa. Agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW adalah menyempurnakan ajaran nabi-nabi sebelumnya. Sesuai dengan fitrah manusia, dan tidak membebani manusia dengan sesuatu di luar kemampuan manusia untuk melaksanakannya. Atas dasar inilah, tidak ada ajaran lain yang melebihi keutamaan ajaran Islam.
اَلإِسْلاَمُ يَعْلُوْ وَلاَيُعْلَى عَلَيْهِ
"Islam adalah agama yang luhur dan tidak ada yang dapat menandingi keluhurannya."
Akhlak dan kepribadian yang beliau miliki juga menjadi salah satu penyebab keutamaan nabi Muhammad SAW. Keluhuran akhlak nabi Muhammad SAW ditegaskan langsung dalam al-Qur’an pada surat al-Qalam ayat 4.
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ (القلم، 4)
“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS. al-Qalam: 4).
Dalam sebuah hadits:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي. (سنن الترمذي، 3830)
“Dari Aisyah, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kamu adalah yang paling baik kepada keluarga (istrinya). Dan saya adalah orang yang paling baik di antara kamu dalam memperlakukan istriku.” (Sunan al-Tirmidzi, 3830).
Keluarga Nabi Muhammad SAW
أَبُوْهُ عَبْدُ اللهِ عَبْدُ الْمُطَّلِبْ # وَهَاشِمٌ عَبْدُ مَنَافٍ يَنْتَسِبْ
وَأُمُّــهُ آمِـنَةُ الزُّهْرِيَّة ْ# أَرْضَـعَتْهُ حَلِـيْمَةُ السَّعْدِيَّةُ
“Ayahnya Nabi SAW ialah Abdullah bin Abdul Muththolib bin Hasyim bin Abdi Manaf yang nasabnya bersambung”
“Ibunya ialah Siti Aminah az-Zuhriyyah dan yang menyusuinya adalah Halimatus Sa’diyah”
Syarh:
Garis keturunan Nabi Muhammad SAW adalah dari golongan suku Quraisy. Yakni suatu kelompok yang sangat disegani di tanah Makkah. Ayah beliau adalah Abdullah bin Abdulmuththalib bin Hasyim bin Abdimanaf bin Qushai bin Kilab bin Murroh. Sedangkan ibunya bernama Aminah binti Wahb bin Abdimanaf bin Zuhroh bin Kilab. Jadi, nasab ayah dan ibu Nabi SAW bertemu pada kakeknya yang bernama Kilab. Sedangkan yang menyusui Nabi SAW bernama Halimah binti Abi al-Sa’diyyah.
Biografi Nabi SAW
مَـوْلِدُهُ بِمَكَّةَ اْلأَمِيْنَةْ # وَفَـاتُهُ بِطَيْبَةَ الْمَـدِيْنَةَ
أَتَمَّ قَبْلَ الْوَحْيِ أَرْبَعِيْنَا # وَعُمْرُهُ قَدْ جَاوَزَ السِّتِّيْنَا
“Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah yang aman dan meninggal dunia di Thaibah yaitu Madinah”
“Umur Nabi SAW genap 40 tahun sebelum menerima wahyu, sedangkan usia Nabi SAW (pada saat wafatnya) melebihi 60 tahun (yakni 63 tahun)
Putra-Putri Nabi SAW
وَسَبْـعَةُ أَوْلاَدُهُ فَمِـنْهُمْ # ثَلاَثَةٌ مِـنَ الذُّكُوْرِ تُفْهَمُ
قَاسِمْ وَعَبْدُ اللهِ وَهَوُ الطَّيِّبُ # وَطَـاهِرٌ بِذَيْنٍ ذَا يُلَقَّبُ
أَتَـاهُ إِبْرَاهِيْمُ مِنْ سَـرِيَّةْ # فَـأُمُّهُ مَـارِيَةُ الْقِـبْطِيَّةْ
“Nabi Muhammad mempunyai 7 anak, di antara mereka adalah tiga anak laki-laki yang harus dimengerti”
“Yaitu Qasim dan Abdullah yang menyandang gelar al-Thayyib dan al-Thahir”
“Lalu Ibrahim yang lahir dari budak perempuan (Nabi SAW), yaitu ibunya yang bernama Mariyah al-Qibthiyyah”
وَغَيْرُ إِبْرَاهِيْمَ مِنْ خَدِيْجَةْ # هُمْ سِتَّةٌ فَخُذْ بِهِمْ وَلِيْجَةْ
“Selain Sayyid Ibrahim, putra-putri Nabi SAW lahir dari Sayyidah Khadijah, mereka semuanya ada enam, kenalilah mereka dengan penuh kecintaan”
وَأَرْبَـعٌ مِنَ اْلإِنَاثِ تُذْكَرُ # رِضْوَانُ رَبِّي لِلْجَمِيْعِ يُذْكَرُ
“Empat putri Nabi SAW akan disebutkan berikut ini, semoga ridha Tuhanku kepada semuanya selalu disebut
فَاطِمَةُ الزَّهْرَاءُ بَعْلُهَا عَلِي # وَابْنَاهُمَا سِبْطَانِ فَضْلُهُمْ جَلِي
فَزَيْـنَبٌ وَبَعْـدَهَا رُقَيَّةْ # وَأُمُّ كُلْثُـوْمٍ زَكَتْ رَضِـيَّةْ
“Keempat putri Nabi SAW tersebut adalah; 1) Sayidah Fatimah az-Zahra' yang bersuami Sayidina Ali dan memiliki dua putra (yaitu Hasan dan Husain), yaitu dua cucu Nabi yang tampak keutamaannya; 2) Sayidah Zainab; 3) Sayidah Ruqayyah dan 4) Sayidah Ummi Kulsum yang suci dan diridhoi”
Istri-Istri Nabi SAW
عَنْ تِسْعِ نِسْوَةٍ وَفَاةُ الْمُصْطَفَى # خُيِّرْنَ فَاخْتَرْنَ النَّبِيَّ الْمُقْتَفَى
عَـائِشَةٌ وَحَفْـصَةٌ وَسَـوْدَةْ # صَـفِيَّةٌ مَيْـمُوْنَةٌ وَرَمْـلَةْ
هِنْـدٌ وَزَيْنَـبٌ كَذَا جُوَيْرِيَّةْ # لِلْـمُؤْمِنِيْنَ أُمَّهَاتٌ مَرْضِيَّةْ
“Al-Mushthafa (Nabi Muhammad SAW) wafat dengan meninggalkan sembilan istri, mereka disuruh memilih, lalu mereka memilih Nabi SAW yang dapat diikuti”
“(Mereka adalah) Aisyah, Hafshoh, Saudah, Shofiyah, Maimunah, Romlah, Hindun, Zainab dan Juwairiyah”
“Bagi orang-orang mukmin mereka adalah ibu-ibu yang diridhoi”
Syarh:
Nabi Muhammad SAW meninggal dunia meninggalkan sembilan istri. Mereka adalah perempuan-perempuan yang mulia. Kesetiaan mereka telah terbukti dengan menjadi pendamping Nabi Muhammad SAW dalam suka dan duka. Mereka lebih memilih menjadi istri Nabi Muhammad SAW dari pada gelimang harta dan kemewahan dunia. Di dalam al-Qur’an kisah mereka diabadikan:
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ ِلأَزْوَاجِكَ إِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلاً (28) وَإِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ اللهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ اْلآخِرَةَ فَإِنَّ اللهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنْكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا. (29)
"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: "Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut`ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik di antaramu pahala yang besar." (QS. al-Ahzab: 28-29).
Mereka adalah adalah keluarga Nabi. Perempuan-perempuan terbaik yang menjadi ibu dari seluruh umat Islam (ummahatul mukminin). Dalam hal ini Allah SWT berfirman:
النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ. (الأحزاب،6)
“Nabi itu lebih utama dari orang mukmin daripada diri mereka sendiri. Dan Istri-istri Nabi adalah ibu mereka.” (QS. al-Ahzab: 6).
Oleh karena itulah, umat Islam wajib menghormati mereka, mendo’akan dan membacakan shalawat kepada mereka.
عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ كَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ  صلى الله عليه وسلم اللهِ قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ. (صحيح البخاري، 2118)
“Dari Abu Humaid al-Sa’idi, para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, "Bagaimana cara kami membaca shalawat kepadamu?" Rasulullah SAW menjawab, "Bacalah, “Ya Allah mudah-mudahan engkau selalu mencurahkan shalawat kepada Muhammad, istri dan anak cucunya.” (HR. al-Bukhari [2118]).
Paman-Paman Nabi SAW
حَمْـزَةُ عَمُّهُ وَعَبَّـاسٌ كَذَا # عَمَّـتُهُ صَفِيَّةٌ ذَاتُ احْتِذََا
“Adapun Hamzah adalah paman Nabi dan Abbas juga paman Nabi, sedangkan bibinya adalah Shofiyah yang selalu taat kepada Allah SWT.”
[Bersambung]

Leave a Reply

Terima Kasih Atas Komentar Anda

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Terima kasih pada FThemes.com | Converter: Blogger Themes & Blogger Templates
Flippa